Senin, 13 Maret 2023

Kabho'a: Budaya Masyarakat Kapota, Wakatobi


KABHO’A: Tradisi Penangkapan Ikan Laut Tradisional Masyarakat Pulau Kapota-Wakatobi

Secara umum tradisi penangkapan ikan cukup beragam jenisnya seperti misalnya tradisi Mane’e di Manado, Sasi di Maluku, Tradisi Bapongka orang Bajo, dan lain sebagainya yang prosesi dan alat yang digunakan berbeda-beda setiap daerahnya. Di Pulau Kapota Wakatobi Sulawesi Tenggara pada khususnya, tradisi penangkapan ikan yang kini mulai mulai pudar ditengah masyarakat setempat di kenal dengan nama Kabho’a.

Kabho’a salah satu cara penangkapan ikan tradisional yang melibatkan banyak orang di Pulau Kapota. Kaboa semacam menyulu (hesurabi) tetapi melibatkan banyak orang bahkan ratusan orang yang prosesinya dengan cara mengepung ikan dengan model melingkar. Semakin banyak peserta yang ikut Kabho, maka semakin baik. Jika prosesi penangkapan ikan hanya melibatkan 1,2 orang berarti itu bukan kabho.

Ada yang perlu diperhatikan oleh peserta Kabho ketika membentuk suatu lingkaran yaitu jarak antara satu dengan yang lainnya diusahakan tidak berjauhan, sehingga sering-sering melihat kiri dan kanannya sambil memukul-mukul air laut agar ikan berkumpul di satu titik.

Prosesi Kabho’a dipimpin oleh satu orang pemimpin yang disebut Parika/Kapala Ika. Tugasnya disamping melihat/memantau pergerakan ikan, Kapala Ika mengarahkan masyarakat (nelayan) agar maju bersama ke depan dengan kompak sehingga membentuk sebuah lingkaran. Selain itu, Kapala ika menentukan kapan diturunkan jarring/pukat untuk prosesi selanjutnya. Kapala Ika juga bertindak sebagai parika(Parika yang mengatur keselamatan peserta kabho’a).

Untuk Informasi lebih Lanjut dapat menghubungi Kami di Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi. Terima Kasih,

#Salam bahari

#Wonderful Indonesia 

Tim Penggerak Kabho'a Pulau Kapota Wakatobi

Senin, 21 November 2022

Spot Wisata Baru

KAPOTA BEACH


Bertambah lagi spot wisata baru Wakatobi yakni Kapota Beach.  Kapota Beach (Pantai Kapota) adalah kawasan pantai di Pulau Kapota yang tak jauh dari Danau Tailaronto'oge. Kurang lebih 300 meter dari Danau Tailaronto'oge (salah satu spot wisata andalah Pulau Kapota Wakatobi), pengunjung dapat menjumpai spot tersebut. 

Keunggulan spot wisata Kapota Beach adalah dapat melihat langsung Pulau Wangi-wangi, pada malam hari cahaya lampu dari bangunan di Ibu Kota Kabupaten Wakatobi terlihat sangat indah dan menarik bagaikan bintang-bintang di langit.

Kegiatan lain yang mungkin dapat dilakukan di Kapota Beach antara lain berkemah, dengan sasaran pelajar dan wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Fasilitas yang ada di spot ini sementara gazebo untuk tempat bersantai/peristirahatan pengunjung. Di harapkan ke depannya masyarakat setempat bisa membaca peluang untuk bisa memulai berjualan kelapa muda atau es buah dan lain sebagainya.

Akses jalan menuju spot Kapota Beach cukup baik, bisa berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. 



 

 

Selasa, 30 Juni 2020

Huma Wakatobi, Sulawesi Tenggara


Huma:Suatu Kajian Pengetahuan Konservasi Alam Dan Sosial-Budaya Wakatobi

Penulis: Dosen dan Taruna Program Studi Ekowisata Bahari Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi


HUMA adalah rumah kecil yang dibuat oleh nelayan di daerah gosong pasir (nokoi) dan di daerah karang atol (pasi). Kata Huma sendiri berasal dari bahasa Tomia, Kaledupa, dan Binongko, Sedangkan dalam bahasa Wanci/Wangi-Wangi Huma disebut dengan Loma. Huma atau Loma kalau di daerah Jawa, itu seperti rumah kecil yang di bangun di sawah. Dari Segi fisiknya, Huma dibuat begitu sederhana yaitu terbuat dari kayu dan bambu yang hanya di ikat, di mana pada musim tertentu dapat roboh. Mengapa harus dari bahan yang cepat rusak atau dapat roboh? Karena jika roboh pada waktu tertentu akan terjadi recovery di bawah huma tersebut, yang berupa pasir, lamun tempat biota laut.
Huma adalah bentuk kearifan masyarakat Wakatobi dalam mengelola wilayah tangkap perikanan atau wilayah kelola tradisionalnya. Hal ini merupakan suatu kebiasan yang turun temurun yang dilakukan dan diyakini baik dalam mengelola alam serta terbukti dapat menunjang keberlanjutan dalam mengelola sumber daya alamnya. Huma satu paket dengan alat tangkap Bubu (polo), sehingga orang yang memiliki Huma identik dengan memiliki pohon Bambu. 

Huma sebagai tempat tinggal dalam rangka mengelola perikanan dan mengawasi wilayah kelolanya. Nelayan yang punya/kelompok dapat tinggal di Huma dalam jangka waktu tertentu sambil mengelola perikanan dan mengawasi wilayahnya. Secara Umum kawasan perikanan adalah kawasan yang dikelola secara bersama-sama, tetapi di Wakatobi ada suatu wilayah yang di kelola oleh satu grup atau keluarga dalam bentuk kearifan lokalnya. Mengapa disebut kelola wilayah? Karena setiap Huma didirikan untuk mengelola wilayah tertentu dan Huma disebut kelola wilayah yang mempunyai hak satu nilai atas wilayah tertentu. Sistem yang berlaku dalam pengelolaannya disebut Poadhati di Pasi, yang berarti ada nilai-nilai yang berlaku di dalamnya dan jika melanggar berarti tidak punya adat.

Huma didirikan untuk rumah kerja nelayan di laut dalam mengelola wilayah dan perikanannya. Mengapa di sebut kelola wilayah? Karena setiap Huma didirikan untuk mengelola wilayah tertentu dan Huma disebut kelola wilayah yang mempunyai hak satu nilai atas wilayah. Wilayah itu antara lain: (a) orang lain tidak boleh melakukan pengelolaan perikanan di wilayahnya, tanpa seizin dia; (b) orang lain tidak bisa mendirikan Huma berikutnya di wilayah tersebut kalau bukan seizin dia; dan (c) Dia sendiri merupakan hak eksklusifnya untuk mengelola perikanan di wilayah tersebut. Jadi misal, Huma ini punya kawasan sendiri sebelum Huma berikutnya dia punya punya kelola perikanan. Wilayahnya di kelola untuk dia dalam menentukan siapa yang boleh masuk di situ, siapa yang boleh tangkap ikan disitu dan apa yang bisa ia lakukan disitu. Hukum pergantian kepemilikan Huma: ( a) Sepanjang zaman dan turun-temurun masih di Pake oleh keturunannya; (b) Bisa dipakai orang lain selain keturunannya asalkan sudah di tinggalkan. Intinya, di darat ada kepemilikan kelola sedangkan di laut hanya hak kelola saja. 

Informasi selanjutnya dapat menghubungi Dosen Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi. Terima kasih...


[1] untuk informasi  tentang AKKP Wakatobi dapat mengakses link https://kkp.go.id/brsdm/akkpwakatobi